Selasa, 25 September 2012

Waspadai Gejala Tifus

Penyakit tifus atau demam tifoid masih menjadi masalah kesehatan di negara-negara berkembang, umumnya di daerah tropis dan khususnya di Indonesia, dimana angka kejadiannya meningkat pada musim kemarau panjang dan di awal musim hujan.
Selain memerlukan perawatan dan masa pemulihan yang cukup lama, tidak jarang penyakit tersebut disertai dengan komplikasi dan berakhir dengan kematian.
Angka kejadian penyakit tifus di Indonesia rata-rata 900.000 kasus/tahun dengan angka kematian lebih dari 20.000 dimana 91 % kasus terjadi pada usia 3 - 19 tahun.



Apakah Penyakit Tifus Itu?
Penyakit tifus atau demam tifoid merupakan infeksi berat pada usus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi.
Penularannya dapat terjadi melalui kontak antar manusia atau jika makanan dan minuman yang dikonsumsi terkontaminasi dikarenakan penanganannya yang tidak bersih.

Kapan Penyakit Tifus Menimbulkan Gejala?
Selang waktu antara infeksi dan permulaan sakit (masa inkubasi) bergantung dari banyaknya bakteri yang masuk ke tubuh. Masa inkubasi berkisar antara 8 - 14 hari.

Apa Saja Gejala Penyakit Tifus?

  • Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala menyerupai penyakit infeksi akut pada umumnya seperti demam, sakit kepala, mual, muntah, nafsu makan menurun, sakit perut, diare pada anak-anak atau sulit buang air pada orang dewasa, suhu tubuh meningkat terutama sore dan malam hari.
  • Setelah minggu kedua gejala menjadi lebih jelas, yaitu demam yang tinggi terus menerus, nafas berbau tak sedap, kulit kering, rambut kering, bibir kering pecah-pecah, lidah ditutupi selaput putih kotor, pembesaran hati dan limpa, dan timbul rasa nyeri bila diraba, perut kembung. Anak nampak sakit berat disertai gangguan kesadaran dari yang ringan, acuh tak acuh (apatis), sampai berat (koma).
  • Penyakit tifus yang berat menyebabkan komplikasi pendarahan, kebocoran usus, infeksi selaput usus, renjatan bronkopnemonia (peradangan paru) dan kelainan otak.

Apakah yang Harus Dilakukan Jika Menemukan Gejala Tifus?
Jika terdapat gejala penyakit tifus segera lakukan pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis penyakit tifus. Keterlambatan diagnosis dapat menyebabkan komplikasi yang berakibat pada kematian.

Pemeriksaan Laboratorium Apa Sajakah yang dapat Dilakukan?
Kultur Gal
Diagnosis definitif penyakit tifus dengan isolasi bakteri Salmonella typhi dari spesimen yang berasar dari darah penderita.
Pengambilan spesimen darah sebaiknya dilakukan pada minggu pertama timbulnya penyakit, karena kemungkinan untuk positif mencapai 80-90%, khususnya pada pasien yang belum mendapat terapi antibiotik. Pada minggu ke-3 kemungkinan untuk positif menjadi 20-25% dan minggu ke-4 hanya 10-15%.

Widal
Penentuan kadar aglutinasi antibodi terhadap antigen O dan H dalam darah (antibodi O muncul pada hari ke 6-8, dan antibodi H muncul pada hari ke 10-12).
Pemeriksaan Widal memberikan hasil negatif sampai 30% dari sampel biakan positif penyakit tifus, sehingga hasil tes Widal negatif bukan berarti dapat dipastikan tidak terjadi infeksi.
Pemeriksaan tunggal penyakit tifus dengan tes Widal kurang baik karena akan memberikan hasil positif bila terjadi :

  • Infeksi berulang karena  bakteri Salmonalla lainnya.
  • Imunisasi penyakit tifus sebelumnya
  • Infeksi lainnya seperti malaria dan lain lain
Apakah Pemeriksaan dengan Kultur Gal dan Widal Sudah Cukup untuk Mendeteksi Penyakit Tifus?
  • Tidak, karena pemeriksaan Kultur Gal sensitivitasnya rendah, dan hasilnya memerlukan waktu berhari-hari, sedangkan pemeriksaan Wisal tunggal memberiksan hasil yang kurang bermakna untuk mendeteksi penyakit tifus.
  • Tidak, karena melihat pengalaman selama ini banyak sekali kasus infeksi dengan diagnosis positif penyakit tigus yang dihasilkan dari pemeriksaan Kultur Gal dan Widal, sudah mulai diberikan obat antibiotika, namun ternyata menderita demam karena virus, misalnya dengue.
Pemeriksaan Apakah yang dapat Dijadikan Alternatif untuk Mendeteksi Penyakit Tifus?
Pemeriksaan Anti Salmonella typhi IgM dengan reagen Tubex TF sebagai solusi pemeriksaan yang sensitif, spesifik, praktus untuk mendeteksi penyebab demam akibat infeksi bakteri Salmonella typhi.
Pemeriksaan Anti Salmonella typhi IgM dengan reagen Tubex TF dilakukan untuk mendeteksi antibodi terhadap antigen lipopolisakarida O9 yang sangat spesifik terhadap bakteri Salmonella typhi.

Kelebihan Pemeriksaan Anti Salmonella typhi IgM dengan Reagen Tubex TF adalah :
  • Deteksi infeksi akut lebih dini dan sensitif karena antibodi IgM muncul paling awal yaitu setelah 3-4 hari tejadinya demam (sensitivitas >95%)
  • Lebih spesifik mendeteksi bakteri Salmonella typhi dibandingkan dengan pemeriksaan Widal, sehingga mampu membedakan secara tepat berbagai infeksi dengan gejala klinis demam (spesifitas >93%)
  • Memberikan gambaran diagnosis yang lebih pasti karena tidak hanya sekedar hasil positif dan negatif saja, tapi juga dapat menentukan tingkat fase akut infeksi.
  • Diagnosis lebih cepat, sehingga keputusan pengobatan dapat segera diberikan.
  • Hanya memerlukan pemeriksaan tunggal dengan akurasi yang lebih tinggi dibandingkan Widal serta sudah diuji di beberapa daerah endemik penyakit tifus.

Sumber : Seri Edukasi Prodia